Sofyan Baehaqie
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Lecturer:
Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F
Dalam perkuliahan manajemen pemasaran tanggal 11 April 2015, Bapak Ujang Sumarwan meminta setiap mahasiwa untuk mendownload laporan tahunan perusahaan yang dipilih untuk selanjutnya di analisis strategi Marketing Mix dari perusahaan tersebut.
Penulis mencoba untuk menganalisis Marketing Mix 7P pada perusahaan BNI syariah. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut.
1. Product
Produk-produk
BNI Syariah dari produk funding (Giro, Tabungan, Deposito) hingga produk
lending (KPR, pembiayaan haji, multijasa, dan lain-lain) menggunakan brand "Hasanah" dalam setiap
produknya. BNI Syariah berharap dengan penggunaan nama “Hasanah” tersebut memudahkan
nasabah mengingat produk BNI Syariah (brand
awarness) pada saat nasabah membutuhkan layanan perbankan. Hal ini wajar
dilakukan mengingat banyak bank syariah yang menawarkan produk perbankan yang
sejenis. Langkah-langkah pemberian brand “Hasanah” pada produk yang ditawarkan BNI
Syariah dapat dikategorikan sebagai strategi pemberian merek kombinasi. (Ref.
halaman 57 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan)
2. Price
Dalam
aspek Price, strategi yang dilakukan BNI Syariah adalah menetapkan harga
layanan yang bersaing dengan para kompetitor namun tetap berorientasi laba. Meskipun
demikian, harga yang ditawarkan juga dibarengi dengan kualitas pelayanan yang
baik, sehingga meskipun dari sisi harga berkompetisi dengan bank lain namun BNI
Syariah menunjukkan kualitas dari sisi pelayanan. (Ref. halaman 65 dan 72
Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan).
Harga
layanan BNI Syariah sama untuk seluruh lokasi cabang di seluruh Indonesia.
Dengan demikian BNI Syariah tidak melakukan diskriminasi harga berdasarkan
geografis. (Ref. halaman 78-79 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan)
3. Place
Perbankan
merupakan salah satu bidang yang highly regulated. Apabila suatu bank ingin membuka cabang
maka memerlukan persetujuan otoritas pengawas (OJK). Kantor Cabang
BNI berada di beberapa kota besar. BNI Syariah menggunakan jalur
distribusi saluran tingkat Nol atau direct
selling (Ref. halaman 101 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan).
Selain itu, BNI Syariah juga menggunakan jalur distribusi dan pelayanan melalui
telepon dan internet banking (branchless
banking).
Cabang
BNI Syariah berada di jalan protokol yang strategis sehingga mudah
dicapai/diakses oleh nasabahnya (Ref. halaman 125 Buku Manajemen Strategik
: Ujang Sumarwan)
4. Promotion
BNI Syariah menggunakan seluruh salurah Bauran
Komunikasi seperti melakukan promosi di Media Televisi dan Koran/Majalah. BNI
Syariah juga memiliki laman/web dan berpromosi melalui media sosial. Selain
itu, dilakukan juga promosi secara langsung melalui kantor cabang. (Ref. halaman 143
Buku Manajemen Strategik: Ujang Sumarwan). Dengan membangun komunikasi, BNI
Syariah mengharapkan pesan/image yang
ingin dibangun oleh Manajemen dapat sampai kepada konsumen secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, apabila konsumen ingin menggunakan produk-produk
perbankan, maka akan menempatkan
produk-produk BNI Syariah dalam daftar utamanya.
5. Process
Untuk
menjadi nasabah BNI Syariah, konsumen harus datang Kantor Cabang dan melakukan
pendaftaran di Kantor dengan mengisi formulir dan melengkapi beberapa
persyaratan administrasi. Dengan menjadi nasabah BNI Syariah, maka konsumen
berhak atas fasilitas layanan yang ditawarkan dari masing-masing produk. Adapun
service chanel yang saat ini digunakan oleh BNI Syariah adalah Kantor Cabang,
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking dan SMS Banking.
Hal-hal
tersebut antara lain merupakan komponen yang dibutuhkan oleh nasabah dari
perbankan yang termasuk dalam kenyamanan ruang, keragaman produk, dan dukungan
layanan. (Ref. halaman 108 Buku Manajemen Strategik: Ujang Sumarwan)
6. People
BNI Syariah dipimpin oleh Manajemen dan didukung
sumber daya manusia yang handal. Hal ini mutlak diperlukan mengingat perbankan
adalah bidang yang highly regulated dan
tingginya tingkat persaingan di sektor perbankan. Dalam dunia perbankan sangat
dituntut tingkat kesalahan yang minimal karena risiko finansial yang cukup besar.
Selain itu, faktor moral dan tanggung jawab dari pegawai merupakan hal yang
sangat berpengaruh dalam operasional bank. Untuk menjawab tantangan tersebut,
BNI Syariah senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya
manusianya melalui pelatihan dan pembinaan termasuk dalam peningkatan moral
sehingga dapat meminimalisir moral
hazard/fraud.
7. Phsyical Environment
Kantor Cabang BNI Syariah mudah dikenali oleh
nasabah dengan warna biru sebagai warna khas/dominan yang terlihat pada
furniture atau ornamen kantor cabang lainnya. Selain itu, BNI Syariah selalu
berupaya meningkatkan kualitas layanan yang ditunjukan dari semua lini mulai satpam,
customer service, hingga teller/kasir yang diharapkan menjadi pembeda dengan
bank-bank syariah lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga persaingan dengan
bank syariah lainnya. BNI Syariah juga melakukan peningkatan pada kualitas
layanan di saluran distribusi seperti dalam interface
pada layanan teknologi informasi misalnya pada internet banking dan ATM.
Selain itu, ciri khas lainnya dapat terlihat dari adanya layanan internet banking dan layanan sms banking.
Kesimpulan:
Bidang perbankan merupakan sektor yang
highly regulated dan dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi
. Meskipun demikian, BNI Syariah mempu menerapkan strategi 7P pada Bauran Pemasarannya sehingga dapat bersaing dengan bank-bank syariah lainnya. Dari sisi aset, per Desember 2014, BNI Syariah menempati posisi ke-4 dengan total aset sebesar Rp19,40 triliun, dibawah BSM (Rp66,94 triliun), Bank Muamalat (Rp62,40 triliun0, dan BRI Syariah (Rp20,36 triliun).
Referensi:
Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan
Laporan Tahunan BNI Syariah tahun 2013
Laman BNI syariah di www.bnisyariah.co.id