Senin, 27 April 2015

Halal Music Inspires Muslim World: Case on Awakening Record

بسم الله الر حمن الر حيم                                   
 

Sofyan Baehaqie
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (www.ipb.ac.id)
 
 
Marketing Class, Our Lecturer:
1. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc  (sumarwan.staff.ipb.ac.id)
Blog Pak Ujang Sumarwan
2. Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
3. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
4. Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F

Pada perkuliahan tanggal 25 April 2015, Prof. Ujang Sumarwan me-list 10 industri yang berhubungan dengan dunia Islam, mulai halal food, fashion, hingga music dan art namun tanpa memasukkan industri keuangan syariah seperti perbankan dan asuransi. Prof. Ujang kemudian meminta kami - Mahasiswa Magister Manajemen Syariah EK18 - untuk mencari contoh brand atau perusahaan yang mendunia dan terkait dengan industri tersebut dan melakukan analisis bauran pemasaran 7P pada masing-masing industri tersebut. Saya kebetulan mendapat sektor musik. Setalah melakukan searching dengan bantuan Mbah Google dan Mbak Bing Microsoft, saya mendapatkan label Awakening Records sebagai bagian dari industri musik islam yang sudah mendunia. Berikut analisis bauran pemasaran 7P pada Awakening Records.

Introduction



1. Product

2. Price


3.  Place


4. Promotion


5. People


6. Process


7. Phsyical Environment



Kesimpulan
  1. Dalam islam ulama berbeda pendapat mengenai status musik dalam Islam. masing-masing kelompok memiliki landasan tersendiri.
  2. Awakening Records adalah major label dalm industri musik islam yang telah  mendunia. Aliran musik yang berada dalam naungan label ini cukup beragam mulai pop, nasyid, hingga rap dengan penyanyi pria antara lain Maher Zaen, Sami Yusuf, dan lain-lain.
  3. Lagu-lagu yang keluar dari Awakening Records mengajak pendengar untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa dan mengajar lebih tekun beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
  4. Awakening Records telah menggunakan prinsip bauran pemasaran 7P dengan cukup baik.

Referensi

      Musik dalam Islam: Bolehkah?, Nuim Hidayat,     http://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html
      Wikipedia tentang Awakening Records, http://id.wikipedia.org/wiki/Awakening_Records
      Awakening Records, http://www.awakening.org/
      Halal Music Inspires World Muslim Youth, http://www.onislam.net/english/news/europe/456618-halal-music-inspires-world-muslim-youth.html

Sabtu, 18 April 2015

Insipratif Quote dan 7P pada Video "Chocolate War"

بسم الله الر حمن الر حيم                                   
 

Sofyan Baehaqie
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (
www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (
www.ipb.ac.id)


Marketing Class, Our Lecturer:
1. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc  (
sumarwan.staff.ipb.ac.id)
Blog Pak Ujang Sumarwan
2. Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
3. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
4. Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F





Pada tanggal 11 April 2015, kami diberikan tontonan mengenai perang cokelat antara hersey dan M&M dengan judul Chocolate War.

Inspiratif Quote dari tayangan tersebut adalah "From Gutter to be Gliter"


Adapun Perspektif 7 P pada Kasus "Chocolate War" adalah:
Product
  • Hershey’s dan Mars melakukan pengembangan produk secara terus menerus baik dari sisi branding (merek), rasa, bentuk, maupun kualitas ketahanan terhadap suhu panas agar tetap tidak meleleh.
  • Untuk strategi merek, Hershey’s menggunakan strategi nama perusahaan yang dikombinasikan dengan merek produk individual karena di setiap merek individual terdapat nama/logo Hershey’s. Sementara itu, Mars lebih cenderung menggunakan nama merek individual (Mars, Milky Way, Snickers, Three Musketeers, M&M’s, dll.)
  • Persaingan cokelat telah memicu para pelaku bisnis (Mars, Hershey’s, Godiva, dll) untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan produk.
Price
  • Penerapan harga premium pada produk Godiva dengan mendirikan cafe/butik khusus menjual cokelat sehingga menambah nilai jual dari produk tersebut.
  • Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Harga juga mengambarkan keseluruhan biaya untuk memproduksi barang dan jasa tersebut serta marjin kebuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memahi benar bagaimana nilai dan mafaat barang dan jasa yang akan dijual sebelum menetapkan harga yang tepat bagi produknya.
  • Banyaknya peminat coklat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga pasar dari segmentasi permintaan. Minat warga USA terhadap coklat sangat menentukan daya jual dipasar. Pendekatan strategi perceived value pricing dilakukan oleh Coklat Hershey dan M&M.  Strategi ini merupakan metoda penentuan harga berdasarkan persepsi pelanggan terhadap produk coklat yang pada saat itu merupakan makanan yang terjangkau walau dari sisi rasa masih kalah dari kualitas rasa coklat Eropa. Seiring dengan perkembangan waktu coklat produksi M&M melakukan innovasi produk baru yang lebih murah dari kompetitornya yaitu perusahaan Hershey. Penerapan metode Going-rate Pricing oleh M&M untuk produk barunya dimana harga yang ditetapkan digunakan perusahaan dengan melihat harga kompetitor terbesarnya Harshey.
Place
  • M&M dan Hersey menggunakan berbagai macam saluran pemasaran mulai saluran tingkat nol sampai saluran tingkat tiga untuk mencapai konsumen diseluruh dunia.
  • Strategi ini digunakan agar distribusi produk cokelat merata di setiap supermarket dan toko permen sehingga memudahkan konsumen untuk membeli produk M&M dan Hersey tersebut. Saluran distribusi tersebut bahkan mencapai militer dimana produk cokelat hersey dan M&M digunakan sebagai pasokan makanan para tentara di medan perang.
  • Untuk mencapai tujuan tersebut, Hersey dan M&M menggunakan anggaran yang cukup besar agar membuat setiap produk terdisplay pada rak diseluruh supermarket dan mencapai konsumen.
  • Tantangan yang muncul dalam jalur distribusi adalah difrensiasi jalur distribusi yang digunakan oleh Godiva (dan beberapa merek kecil lain) yang menggunakan konsep butik/kafe cokelat untuk menjual produk premiumnya.
Promotion
  • Pola promosi yang dilakukan M&M dan Hersey membuat keduanya saling bergantian memimpin pasar. Meskipun keduanya telah beriklan melalui koran/majalah/pamflet, tetapi M&M adalah pihak yang pertama kali menggunakan media iklan di televisi dalam sejarah bisinis cokelat dengan personalisasi maskot sehingga membuat produk M&M saat itu memimpin pasar.
  • M&M juga melakukan pendekatan kepada selebriti holywood dan membuat seri khusus M&M dengan nama-nama selebiriti.
  • Hershey yang sebelumnya telah bekerja sama dengan militer sebagai pemasok tunggal coklat, akhirnya harus merelakan kerja samanya itu jatuh juga kepada Mars yang memiki jaringan sangat  luas dalam pendistribusian coklat mereka.
  • Hersey membuat gebrakan dengan melakukan kerjasama dengan Universal Studios dalam pembuatan film E.T., dimana dalam film ini produk Hersey digunakan sebagai bagian dari Film. Keterlibatan Hersey dalam film ini membuat penjualan produk Reese’s Pieces meroket. Ini merupakan prestasi terbaik dari segi penjualan produk Hershey.
Process
  • Terjadi perkembangan process produksi cokelat seiring dengan perkembangan teknologi yaitu dari proses yang manual (berawal dari perusahaan keluarga) menjadi proses yang modern (terkomputerisasi dan terstandardisasi). 
  • Dengan proses yang modern, pembuatan cokelat sudah tidak melibatkan sentuhan tangan sehingga produknya lebih terjamin mutu dan kualitasnya.
  • Namun demikian, masih perlu penelitian dan pengembangan produk yang cukup lama untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Milton Hershey’s membutuhkan waktu sekitar 8 tahun untuk menghilangkan rasa asam susu dari produknya.
  • Karena persaingan bisnis dan urusan pribadi, Mars tidak lagi membeli cokelat dari Hershey’s untuk memproduksi M&M’s namun Mars akan memproduksi cokelat sendiri.
People
  • Terjadi perbedaan yang cukup mencolok mengenai karakter personal antara orang-orang di Hershey’s dan Mars. Dalam melakukan bisnisnya, Hershey’s kurang agresif dan lebih memperhatikan lingkungan (tidak selalu profit oriented) tercermin dari tidak adanya Departemen Marketing dan pendirian sekolah untuk orang miskin.
  • Di sisi lain, Mars lebih agresif dalam berkompetisi dan menguasai pasar. Hal tersebut tercermin dari pemutusan kerja sama dengan Hershey’s dan diindikasikan melakukan kecurangan untuk memasok cokelat kepada tentara Amerika di medan pertempuran di Irak.
Physical Environment
  • Adanya sekolah hersey dan ekspansi pabrik.
  • Bukti fisik yaitu berupa sekolah Hersey merupakan hal yang mempengaruhi. Selain itu, lingkungan fisik perusahaan tempat jasa yang diciptakan untuk dapat berinteraksi yang pada akhir Hersey dilanjutkan oleh Bill Dearden. Struktur fisik dari perusahaan Hersey merupakan menjadi komponen utama dalam membentuk karakter atau kesan perusahaan. Bukti fisik yang berupa sekolah Hersey memiliki peranan penting untuk dapat melanjutkan generasi Hersey.
  • Ekspansi Pabrik merupakan bukti fisik juga yang merupakan keberhasilan dari kerja keras yang dilakukan Hersey. Ekspansi pabrik berpengaruh signifikan terhadap hasil kerja. Lingkungan eksterior dan interior, pabrik dapat dirancang sesuai dengan kenyaman para karyawanya. Mulai dari design, peralatan/mesin yang memenuhi kebutuhan sarana dan prasana.

Jumat, 17 April 2015

Analisis Marketing Mix 7P pada BNI Syariah


Sofyan Baehaqie
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (www.ipb.ac.id)

Lecturer:
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc (sumarwan.staff.ipb.ac.id)
Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F

Dalam perkuliahan manajemen pemasaran tanggal 11 April 2015, Bapak Ujang Sumarwan meminta setiap mahasiwa untuk mendownload laporan tahunan perusahaan yang dipilih untuk selanjutnya di analisis strategi Marketing Mix dari perusahaan tersebut.

Penulis mencoba untuk menganalisis Marketing Mix 7P pada perusahaan BNI syariah. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut.

1. Product

Produk-produk BNI Syariah dari produk funding (Giro, Tabungan, Deposito) hingga produk lending (KPR, pembiayaan haji, multijasa, dan lain-lain) menggunakan brand "Hasanah" dalam setiap produknya. BNI Syariah berharap dengan penggunaan nama “Hasanah” tersebut memudahkan nasabah mengingat produk BNI Syariah (brand awarness) pada saat nasabah membutuhkan layanan perbankan. Hal ini wajar dilakukan mengingat banyak bank syariah yang menawarkan produk perbankan yang sejenis. Langkah-langkah pemberian brand “Hasanah” pada produk yang ditawarkan BNI Syariah dapat dikategorikan sebagai strategi pemberian merek kombinasi. (Ref. halaman 57 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan)

2. Price
 





Dalam aspek Price, strategi yang dilakukan BNI Syariah adalah menetapkan harga layanan yang bersaing dengan para kompetitor namun tetap berorientasi laba. Meskipun demikian, harga yang ditawarkan juga dibarengi dengan kualitas pelayanan yang baik, sehingga meskipun dari sisi harga berkompetisi dengan bank lain namun BNI Syariah menunjukkan kualitas dari sisi pelayanan. (Ref. halaman 65 dan 72 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan).
Harga layanan BNI Syariah sama untuk seluruh lokasi cabang di seluruh Indonesia. Dengan demikian BNI Syariah tidak melakukan diskriminasi harga berdasarkan geografis. (Ref. halaman 78-79 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan)

3. Place



Perbankan merupakan salah satu bidang yang highly regulated. Apabila suatu bank ingin membuka cabang maka memerlukan persetujuan otoritas pengawas (OJK). Kantor Cabang BNI berada di beberapa kota besar. BNI Syariah menggunakan jalur distribusi saluran tingkat Nol atau direct selling (Ref. halaman 101 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan). Selain itu, BNI Syariah juga menggunakan jalur distribusi dan pelayanan melalui telepon dan internet banking (branchless banking).
Cabang BNI Syariah berada di jalan protokol yang strategis sehingga mudah dicapai/diakses oleh nasabahnya (Ref. halaman 125 Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan)

4. Promotion



BNI Syariah menggunakan seluruh salurah Bauran Komunikasi seperti melakukan promosi di Media Televisi dan Koran/Majalah. BNI Syariah juga memiliki laman/web dan berpromosi melalui media sosial. Selain itu, dilakukan juga promosi secara langsung melalui kantor cabang. (Ref. halaman 143 Buku Manajemen Strategik: Ujang Sumarwan). Dengan membangun komunikasi, BNI Syariah mengharapkan pesan/image yang ingin dibangun oleh Manajemen dapat sampai kepada konsumen secara efektif dan efisien. Dengan demikian, apabila konsumen ingin menggunakan produk-produk perbankan, maka akan  menempatkan produk-produk BNI Syariah dalam daftar utamanya.


5. Process

Untuk menjadi nasabah BNI Syariah, konsumen harus datang Kantor Cabang dan melakukan pendaftaran di Kantor dengan mengisi formulir dan melengkapi beberapa persyaratan administrasi. Dengan menjadi nasabah BNI Syariah, maka konsumen berhak atas fasilitas layanan yang ditawarkan dari masing-masing produk. Adapun service chanel yang saat ini digunakan oleh BNI Syariah adalah Kantor Cabang, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking dan SMS Banking.
Hal-hal tersebut antara lain merupakan komponen yang dibutuhkan oleh nasabah dari perbankan yang termasuk dalam kenyamanan ruang, keragaman produk, dan dukungan layanan. (Ref. halaman 108 Buku Manajemen Strategik: Ujang Sumarwan)


6. People


BNI Syariah dipimpin oleh Manajemen dan didukung sumber daya manusia yang handal. Hal ini mutlak diperlukan mengingat perbankan adalah bidang yang highly regulated dan tingginya tingkat persaingan di sektor perbankan. Dalam dunia perbankan sangat dituntut tingkat kesalahan yang minimal karena risiko finansial yang cukup besar. Selain itu, faktor moral dan tanggung jawab dari pegawai merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam operasional bank. Untuk menjawab tantangan tersebut, BNI Syariah senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusianya melalui pelatihan dan pembinaan termasuk dalam peningkatan moral sehingga dapat meminimalisir moral hazard/fraud.

7. Phsyical Environment

Kantor Cabang BNI Syariah mudah dikenali oleh nasabah dengan warna biru sebagai warna khas/dominan yang terlihat pada furniture atau ornamen kantor cabang lainnya. Selain itu, BNI Syariah selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan yang ditunjukan dari semua lini mulai satpam, customer service, hingga teller/kasir yang diharapkan menjadi pembeda dengan bank-bank syariah lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga persaingan dengan bank syariah lainnya. BNI Syariah juga melakukan peningkatan pada kualitas layanan di saluran distribusi seperti dalam interface pada layanan teknologi informasi misalnya pada internet banking dan ATM.



Selain itu, ciri khas lainnya dapat terlihat dari adanya layanan internet banking dan layanan sms banking.


Kesimpulan:

Bidang perbankan merupakan sektor yang highly regulated dan dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi. Meskipun demikian, BNI Syariah mempu menerapkan strategi 7P pada Bauran Pemasarannya sehingga dapat bersaing dengan bank-bank syariah lainnya. Dari sisi aset, per Desember 2014, BNI Syariah menempati posisi ke-4 dengan total aset sebesar Rp19,40 triliun, dibawah BSM (Rp66,94 triliun), Bank Muamalat (Rp62,40 triliun0, dan BRI Syariah (Rp20,36 triliun).


Referensi:

Buku Manajemen Strategik : Ujang Sumarwan

Laporan Tahunan BNI Syariah tahun 2013

Laman BNI syariah di www.bnisyariah.co.id






Rabu, 11 Maret 2015

Pengalaman Perkuliahan Manajemen Pemasaran di S1 dan S2

بسم الله الر حمن الر حيم                                   
 

Sofyan Baehaqie
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (
www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (
www.ipb.ac.id)


Marketing Class, Our Lecturer:
1. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc  (
sumarwan.staff.ipb.ac.id)
Blog Pak Ujang Sumarwan
2. Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
3. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
4. Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F


Meskipun ini kali kedua saya mendapatkan mata kuliah terkait manajemen pemasaran, namun saya masih sangat terkesan dengan ilmu "4 P" ini. Pertama kali saya mendapat ilmu ini ketika masih duduk sebagai mahasiswa S1 di program studi Manajemen Agribisnis IPB. Kala itu, sebagai mahasiswa S1 kami "dijejali" dengan berbagai teori terkait manajemen pemasaran. Nah... perlakuan yang berbeda saya rasakan sebagai mahasiswa S2 dimana kami lebih banyak di ajak diskusi dan melakukan pendalaman atas materi yang disampaikan, baik dengan contoh kasus maupun terkait bidang pekerjaan kami saat ini.

Pada awal kuliah manajemen pemasaran yang "digawangi" oleh Bapak Mukhamad Najib, kami mendalami konsep dasar pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, dan Promotion) dengan mendalami jurnal-jurnal yang terkait dengan topik yang akan dibahas. Namun demikian, dosen juga tidak lupa menyisipkan perkembangan dunia Islam atas topik yang disampaikan. bahkan diselingi dengan hadist dan/atau ayat Al-Quran. Pada kesempatan ini, saya dan rekan Hendri Wijaya diberikan kesempatan untuk menganalisa target dan segmentasi pasar berdasarkan jurnal yang meneliti kebangkitan fashion Islam di negara Belanda. Di saat tersebut, semua rekan-rekan yang tidak presentasi "seolah-olah" menjadi pengamat pasar fashion khususnya hijab dan menyampaikan argumen dengan berbagai sudut pandang. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang membuat perkuliahan kami menjadi lebih menarik.
 
Setelah 4 sesi berlalu, tibalah giliran Bapak Ujang Sumarwan yang juga sebagai koordinator mata kuliah manajemen pemasaran men-sharing ilmunya.  Dalam perkuliahan perdana dengan beliau pada tanggal 7 Maret 2015 di ruang Soka, kami diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal terkait teori dan penerapan ilmu pemasaran untuk men-set up pendirian perusahaan dimulai dari pemilihan nama perusahaan, visi dan misi, strategi pemasaran yang akan digunakan, penentuan target dan segmentasi pasar, pemilihan metode distribusi dan produksi termasuk metode inventory, maupun melakukan proyeksi keuangan yang mencakup proyeksi pendapatan dan pengeluaran. kami semua.

Selain itu, Pak Ujang juga meminta kepada setiap mahasiswa untuk menyampaikan dan menuliskan visi dan misi pribadi. Hal ini karena ilmu marketing juga dapat diterapkan untuk  kehidupan pribadi dalam hal menyusun strategi untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tadi. Selain itu, untuk mempertajam pemahaman kami akan konsep pemasaran, Pak Ujang menugaskan kami untuk men-set up perusahaan baru dengan poin-poin sebagaimana saya sebutkan di atas,

Sebagai mahasiswa yang sudah lama tidak berkutat dengan tugas-tugas, saya cukup stress dengan tugas yang bejibun, bukan hanya dari mata kuliah ini namun dengan mata kuliah lainnya juga. Namun demikian, tugas-tugas tersebut tentunya dimaksudkan agar kami lebih memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu dosen dan kami harus menegakkan kepala kami untuk menyelesaikan tugas--tugas tersebut dengan kualitas terbaik dan tepat waktu.

Semangat teman-teman EK18... Ganbatteee...

 
Referensi Buku: